Minggu, 19 September 2010

CERITA LOKACAYA BERTEMU BAGINDA KHIDIR

 Diceritakan Lokacaya keturunan dari Ki Wilatikta Tumenggung Tuban bermaksud berguru kepada sunan Djati Cirebon, datang sudah di karaton Pakungwati Cirebon. Jeng sinuhun sedang tiada karenanya Lokacaya menunggu kedatangannya. Terlintas dalam pikirannya apakah beliau tidak mengetahui bahwa aku di sini sudah lama menunggu. Tidak lama kemudian ada cangkir dari batu mirah sepasang penuh berisi, ia mengambil cangkir itu hendak meminumnya. Cangkir mengucap , ",Belum ada yang mengijinkan kok berani akan diminum isinya ?" Lokacaya terkejut ada cangkir bisa bicara, semunya merasa malu lalu cangkir diletakan kembali sungguh kramat sinuhun Jeng sunan Djati. Karena lokacaya lebih mantab kemauannya setia tuhu kepada guru. Tidak lama kemudiaan lalu Jeng Sunan Djati datang di hadapan Lokacaya. Ia segera sungkem menghaturkan bakti. Jeng sunan Djati melihat bahwa Lokacaya itu adalah sungguh Waliyulloh,segera dibimbing duduk sejajar. Berkata Jeng Sunan Djati , "Selamat datang adik Lokacaya dan bagaimana di Ampel dan para saudara di Bonang dan Undung ? "Berkata Lokacaya , "Berkah dalem, semua saudara sekarang sehat sehat saja, namun  hamba mohon sih kemurahan dalem semoga diberi wejangan sejatinya sahadat dan sampurnanya taukhid. 'Jeng sunan melihat dalam laukhil mahfud seharusnya Baginda Khidir yang memberinya wejangan itu." Lalu berkata, " Kalau sang adik sungguh sungguh keinginannya semoga di tempaat yang sunyi." Segera Lokacaya bersama Jeng sunan Djati bertolak ke hutan yang sunyi, datang sudah di hutan di pinggir sungai di bawah pohon andul. "Berkata Jeng Sunan Djati ."Ini buah kemiri seratus banyaknya untuk bilangan, seyogja jangan pergi pergi dari pinggir sungai ini, dan Jeng sunan Djati pulang.
Lokacaya mematuhi perintah guru, kalau malem dalam pohon andul, kalau siang membangun perkebunan, jadi mashur disebut kebun kalijaga. Pada suatu hari antara bulan kemudian buah kemiri yang seratus itu jatuh ke dalam sungai. Lokacaya segera terjun ke dalam sungai untuk mengambil kemiri kemiri itu namun sekonyong konyong ditimpa banjir besar. Lokacaya lalu hanyut akhirnya datang dalam dasar laut. Segera ia ditangkap oleh Baginda Khidir. lalu ingatlah sang Lokacaya kepada terang benderang laksana di dalam negara, buah buahan warna warni, bebungaan manca warna  dan ia sudah di hadapan Baginda Khidir . Lokacaya segera menubruk sujud meraba raba sambil berkata, " Duhai Eyang mohon sih berkah Dalem, hamba ini bagaimana,melihat lain jaman. Baginda Khidir berkata sambil ketawa, "Jebeng Kalijaga, sekarang aku beri anda sesuatu terimalah, kantong panurat dan makanlah sekenyang kenyangnya, sebagai ganjaran orang yang mematuhi perintah guru,"Kalijaga segera makan , merasa seribu nikmat seribu rahmat , setelah makan lalu diberinya wejangan  sempurnanya taukhid oleh Baginda Khidir. Sudah selesai olehnya ia diwejang , Kalijaga mengucap terima kasih. Adapun antara hari kemudian Kalijaga lalu mohon pamit, segera pulang datang sudah di darat terus masuk hutan keluar hutan naik gunung turun gunung merantau sesukanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar